Kementerian Agama Menerapkan Lima Inovasi Baru dalam MTQ 2018

Kementerian Agama Menerapkan Lima Inovasi Baru dalam MTQ 2018

Musabaqah Tilawatil Quran tingkat Nasional (MTQN) ke-27 akan diselenggarakan di Medan dan Deliserdang, Sumatera Utara, pada 7-13 Oktober 2018. Sejumlah inovasi baru pastinya akan diterapkan dalam penyelenggaraan agenda rutin dua tahunan tersebut.

Direktur Penerangan Agama Islam Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Khoiruddin mengatakan bahwa setidaknya sudah ada lima inovasi yang akan dilakukan dalam MTQN kali ini. Masing-masing inovasi tersebut bertujuan untuk menjadikan MTQN lebih transparan dan kredibel.

“Inovasi pertama itu PMA (Peraturan Menteri Agama) tentang MTQ dan STQ (Seleksi Tilawatil Quran), terutama adalah soal rekrutmen dewan hakim,” ucap Khoiruddin, Selasa (2/10/2018).
Menurutnya, dalam aturan yang baru ini, calon dewan hakim yang diusulkan 34 provinsi bakal dianalisa kemampuannya terlebih dahulu oleh tim Kementerian Agama (Kemenag). Bagi yang terpilih selanjutnya akan dilantik oleh Menteri Agama.

“Total dewan hakim yang akan dilantik sebanyak 136 orang,” kata Khoiruddin.

Inovasi kedua adalah adanya e-Maqro. Aplikasi ini dikembangkan sebagai pengacak soal dan bahan bacaan (maqra) dalam lomba. Setiap peserta yang akan memilih sendiri soal yang harus dijawabnya, sehingga tidak ada lagi kebocoran soal.

“Kita sudah memiliki bank soal sebanyak 10.000 soal. Kita tidak tahu soal mana yang akan keluar, peserta yang milik,” tuturnya.

Selain e-Maqro, panitia MTQN juga menyiapkan aplikasi musabaqah. Ini merupakan alat bantu penilaian MTQ yang mampu memeriksa dan mengoreksi interval nilai dewan hakim secara otomatis. Nilai peserta akan langsung terlihat di layar yang disediakan.

Lalu inovasi selanjutnya adalah fingerprint. Teknologi ini digunakan untuk memastikan orang yang mengikuti lomba adalah peserta, bukan orang lain. Peserta harus melakukan rekam data melalui fingerprint atau alat sensor sidik jari.

Fingerprint dilakukan saat peserta melakukan registrasi ulang dan saat akan tampil dalam perlombaan. “Hal ini dilakuakan untuk menghindair joko,” ujar Khoiruddin.

Inovasi yang terakhir diadakan dalam MTQN ke-27 di Sumut adalah dibukanya layanan publik selama acara ini. Diantaranya layanan perkawinan dan pranikah, zakat dan wakaf, produk halal, serta istri antikorupsi.

“Hal lain yang diujicobakan nanti akan dilakukan di Medan, dengan metode 60 menit bisa membaca Alquran. Jika tantangan tersebut berhasil, maka ini akan memberantas buta huruf Alquran,” katanya.

Comments

Popular posts from this blog

Bencana Alam Palu Membuat Pemerintah Pusat untuk Ambil Alih Penanganan Bencana

Pemerintah Diminta untuk Tidak Menyepelekan Peretasan 50 Juta Akun Facebook

Legislator PKS Diminta Sisihkan Gajinya untuk Membantu Para Korban Bencana